Tuesday, August 8, 2017

Puisi Perpisahan Sekolah Untuk Sahabat (Teman)










Celotehan Pena

Dalam puing-puing dedaunan.
Terbawa lamunan nan jauh ke sukma , menebar harum dalam setiap makna.
Jauh ku arungi arti dari sebuah perjumpaan, dalam butiran do’a.
Mencoba untuk bangkit dan terus melangkah tuk mencarinya-sebuah perjumpaan.
Denyut nadi tak bisa berhenti.
Berhenti dalam goresan dan peluh rasa ingin tahu.
Dari sebuah titik menjelmalah menjadi garis yang berlalu-lalang.
Itulah seumpamanya.
Berawal dari sebuah perjumpaan yang berkembang menjadi kebersamaan,
Yap…lebih tepatnya sebuah keakraban.
Lajur kehidupan memang di takdirkan untuk berputar, begitu pula alur cerita ini-perjumpaan.
Sekian Lama tinggal di bukit suka.
Kini aku terjatuh, jatuh ke dalam lembah duka yang penuh kesakitan.
Dari rasa sakit aku mencoba tepis rasa yang tak bersahabat itu-duka dan sakit.
Tertatih, tapi bukan seras pedih
Selayaknya mentari yang selalu menyinari, aku masih terus berfikir.
Akankah sebuah perjumpaan akan menemui sebuah perpisahan?
Suara hati mengerutkan fikiranku untuk terus berlalu membawa angan.
Malam berlalu…
Angin pun ikut terbawa oleh suasana hatiku , angin bagaikan bahagiaku.
Tatkala suara petir membentak jantungku menghentikan serasa denyut nadi ini,petir bagaikan dukaku.
Hingga petir menurunkan titahnya pada hujan yang turun, hujan bagaikan tangisanku.
Bagian dari suasana hatiku.
Hujan berhenti…Tahukah kau bintang…?
Tersadar akan ini, tak perlu terluka dalam nestapa, bahagiaku dengan manja.
Aku merasa cukup dengan semua itu-perjumpaan dan keakraban.
Walau manakala kata “perpisahan" mengglegar di telingaku, aku mencoba tuk tetap tersenyum walau dalam paksaan.
Namun…Kini ku menyadari…
Di dunia ini…
Sebuah perjumpaan sangatlah mustahil tuk tetap abadi,
Begitu pula sebaliknya…
Sebuah perpisahan juga sangat mustahil tuk tetap abadi.
Awal adalah akhir Dan akhir adalah awal.
Semua yang berawal adalah akhir Dan semua yang berakhir adalah awal
Oleh Thiany Sii Grey Cappucino

Hal Perpisahan Ini

Mata yang berkaca-kaca…
Jantung yang berdetak-detuk tak menentu
Pikiran melayang-layang
Itulah terpaan gemuruh rasa dalam hatiku
Yang menemani saat ku tlah terpisah darimu
Waktu ini adalah saat waktu yang menyiksa
Menyiksa dirimu dan diriku
Waktu yang terasa lambat berputar
Berputar tuk berjalan melalui hari demi hari yang kan kita lalui
waktu dimana kita tak bersama-sama lagi
Kini semua hanya tinggal kenangan,
kenangan indah yang tlah kita lalui
Canda-tawa,sedih,kesal,khawatir dan rasa takut terpisahkan
Itulah perasaan yang menggumuli hati kita selama ini dan
rasa takut itu kini tlah menjadi kenyataan.
Aku mengerti kau begitu sakit saat ini
Terpisah dan terpenjara sepi disana
Namun ketahuilah sobat…
Diri ini jauh lebih sakit merasakan semua ini
Aku bingung dan tak tahu harus bagaimana
Banyak hal yang tak dapat kukatakan dan ku jelaskan
Banyak hal yang tak kau mengerti maksud hati dan semua ini
Maafkanlah…cobalah tuk mengerti dan memahami
ambillah hikmat dari semua ini
Jauhkan rasa dendam dan benci, aku mohon…
Yakin dan percayalah semua ini kan ada hikmat nya
Ketahuilah sobatku,
aku tak akan lupa dan tak akan perrnah bisa
tentang apa yang harus memisahkan kita
Kenanglah sobat……
Oleh Chinvaru

Salam Perpisahan

Kini, hatiku tergores kesedihan
Ketika terucap salam perpisahan
Walau air mataku tak berlinang
Bukan berarti suatu kerelaan
Saat-saat langkah terayun
Jarak kita-pun semakin membentang
Akankah semuanya jadi terkenang
Atau hanyut terbawa gelombang
Bahkan mungkin terkubur oleh waktu dan keadaan
Sobat, dalam hatiku ini
Akan tetap membekas suatu kenangan
Kau sungguh baik, supel dan komunikatif
Siapapun mengenalmu pasti akan merindu
Namun untukku, janganlah kau biarkan
Aku terkulai lemas dalam kehampaan
Karena rasa kangenku yang tidak kau harapkan
Oleh NN

Maafkan Sahabat

Nafas ini tersengal menjerit
Diredam sedih dekap kerinduan
Tak peduli khalayak ramai
Perpisahan selalu menjadi bingkai perih
menghitung waktu ketika kita tak lagi bertemu
Sesering dulu saat kita berseragam abu-abu
Tak ada canda menertawai sang guru
Tak ada tawa menggunjing pemuda
Wahai sahabat perjuangan
Disini kita kan selalu ingat
Ada sahabat yang menuntun kita
Menuju kedewasaan
Diantara kemarahan kita
ada kedewasaan yang tersirat
Diantara kebersamaan kita
Ada kasih Tuhan yang tersurat
Maaf atas lisan yang tak bertuan
Maaf atas sikap yang tak berkelakuan
Maaf atas fikir yang tek tertentukan
Kita tetap dalam naungan persahabatan
Post in duniapuisi

 Mutiara Kebersamaan

Sahabat, kehidupan ini tak lain adalah hamparan samudera luas
Kita renangi dan kita selami kedalamannya
Untuk mencari tiram di dasarnya, dan kita petik mutiaranya
Bahwa selalu ada yang bermakna pada setiap kehadiran dan pertemuan
Dengan bahtera tulus kebersamaan kita berlayar
Untuk saling menjaga dan saling percaya
Dan saat ini.. Saat dimana kita harus lalui waktu
Waktu dimana kita harus mulai maju
Maju untuk sesuatu harapan baru
Mungkin saat ini kita akan berpisah
Namun semua itu hanyalah sementara
Karena aku akan kembali dan harus kembali
Bukan untuk sekedar mengenang dan melihat
Puing-puing masa lalu bersama mu
Namun karena di sini lah tanah kelahiranku
Dimana ada engkau dan orang-orang terdekatku
Oleh Ali Athi Ullah





No comments:

Post a Comment